Kemendikbudristek Berhasil Tingkatkan Capaian Akses Layanan Pendidikan

Jakarta, VoicePapua.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan akses layanan pendidikan berhasil ditingkatkan cakupannya adalah Angka Kesiapan Sekolah, Angka Partisipasi Sekolah 7-12 tahun dan 13-15 tahun, dan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/SMLB/ Sederajat dan Perguruan Tinggi.

Selain itu, proporsi peserta didik yang memiliki nilai di atas batas minimum dalam asesmen kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi, juga mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan indeks kemahiran berbahasa Indonesia.

“Dalam mendukung tercapainya Prioritas Nasional, Kemendikbudristek menjaga komitmen untuk pelaksanaan anggaran yang akuntabel dan berkualitas. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan Nilai Kinerja Anggaran 2023 pada kategori sangat baik (nilai sementara = 95,59 persen),” ujar Nadiem, dalam Sidang Komisi X DPR RI yang berlangsung di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Lanjutnya, selain itu, aspek kebermanfaatan dari kinerja Kemendikbudristek ditunjukkan juga dari Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan yang meningkat setiap tahunnya.

“Kemendikbudristek tetap berkomitmen dalam meningkatkan kinerja dan dukungan terhadap Prioritas Nasional, yang ditunjukkan dengan capaian pada berbagai Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS). Capaian prioritas dimaksud, yaitu digitalisasi pendidikan, sekolah dan guru penggerak, penerapan Kurikulum Merdeka, program literasi, akreditasi dan asesmen, kebahasaan, dan pemajuan kebudayaan,” jelas Mendikbudristek.

Dalam hal digitalisasi pendidikan, terdapat 79.259 sekolah formal telah menerima bantuan TIK tahun 2020-2023 (Belanja Kemendikbudristek dan DAK Fisik), 1.382.512 perangkat TIK telah diberikan untuk mendukung program digitalisasi sekolah (dikdasmen), serta ada empat platform Digital: Platform Merdeka Mengajar, Platform Kampus Merdeka, Platform Sumber Daya Sekolah, Platform Profil Rapor Pendidikan dan Manajemen Data serta Infrastruktur.

Untuk platform Merdeka Mengajar (PMM), sejumlah 3.540.856 log in pada Platform Merdeka Mengajar selama tahun 2023, 225.400 sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka telah menggunakan PMM dengan cukup baik, 2.219.099 PTK yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka telah mengakses PMM, serta 267.024 PTK telah mengunggah 774 ribu lebih Bukti Karya pada PMM.

Sementara itu, dalam pemanfataan Aplikasi ARKAS (ARKAS), 392.709 atau 91,28 persen satuan pendidikan aktif menggunakan ARKAS (Satuan Pendidikan), 100 persen dinas aktif menggunakan MARKAS (Dinas Pendidikan), serta Rp53,63 triliun potensi anggaran BOS TA 2023 tercatat pada ARKAS secara transparan.

Terkait dengan Ekosistem Aplikasi SIPLah, terdapat 18 mitra pasar daring pada ekosistem SIPLah, 273.647 Satuan Pendidikan telah menggunakan ekosistem SIPLah, Rp13,8 triliun telah dibelanjakan melalui ekosistem SIPLah, 52 ribu penyedia barang/jasa telah terhubung dengan 18 mitra e-commerce SIPLah, serta 5,7 juta Produk tersedia pada SIPLah, baik produk umum maupun UMKM. Untuk Aplikasi TanyaBOS, tercatat 17.494 pengunjung aktif dan berpartisipasi di forum TanyaBOS, 3.600 pertanyaan dilayangkan di dalam platform TanyaBOS.

Mengenai pembiayaan pendidikan, terdapat 14.891 siswa menerima bantuan ADEM dari 2020 hingga 2023, 18.109.119 siswa mendapat bantuan PIP pada tahun 2023, 916.827 mahasiswa mendapat bantuan KIP Kuliah pada 2023, serta 7.614 mahasiswa mendapat bantuan ADIK pada 2023.

Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti mengatakan Kemendikbudristek terus berupaya untuk memastikan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran baik secara jumlah maupun kebermanfataannya.

Sementara untuk capaian terkait Guru dan Tenaga Kependidikan, 94.685 calon guru penggerak mengikuti pendidikan Guru Penggerak dari 2020 hingga 2023, jumlah kelulusan 61.256 guru, 2.730.767 jumlah Guru Pelatihan Mandiri dari 2020 hingga 2023, 422.679 guru mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari 2020 hingga 2023, serta 74.999 guru honorer lulus seleksi guru ASN PPPK dari 2021 hingga 2023.

Mengenai Akreditasi dan Asesmen Nasional (AN), terdapat 238.471 satuan pendidikan formal diakreditasi dari 2020 hingga 2023, 106.052 program/satuan PAUD dan PNF diakreditasi dari 2020 hingga 2023, dan 283.609 satuan pendidikan yang melaksanakan AN pada tahun 2021, 282.962 satuan pendidikan yang melaksanakan AN pada 2022, dan 492.204 satuan pendidikan yang melaksanakan AN pada 2023 (termasuk Uji Kesetaraan dan Sulingjar PAUD).

Capaian pada Pendidikan Tinggi yaitu 937.339 mahasiswa mengikuti program studi di luar kampus dari 2020 hingga 2023; Rp1,61 triliun dana padanan dari pihak industri dalam proyek kerjasama Kedaireka (2021-2023); 10 PTN-BH baru dari 2020 hingga 2023; 8.452 program studi di Perguruan Tinggi yang diakreditasi BAN-PT dari 2020 hingga 2023; 2.254 program studi dengan inovasi pembelajaran digital dari 2020 hingga 2023; 1.635 mahasiswa penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari tahun 2020 hingga 2023

Berikutnya, untuk capaian pendidikan dan pelatihan vokasi, yaitu 1.851 SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan dari 2021 hingga 2023; 1.785.872 siswa menerima manfaat dalam program SMK Pusat Keunggulan dari tahun 2021 hingga 2023; Rp 643,17 miliar investasi industri yang dihasilkan dari program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (Matching Fund) dengan melibatkan 720 industri dan 769 SMK pada 2022 dan 2023; Rp203 miliar investasi yang dihasilkan dari program Matching Fund Pendidikan Tinggi Vokasi dengan melibatkan 504 mitra industri dari 2021 hingga 2023; 202.457 orang peserta program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dari tahun 2020 hingga 2023; 87.311  orang peserta program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) dari 2020 hingga 2023; serta 37.492 orang guru kejuruan, kepala sekolah, dosen yang mengikuti upskilling dan reskilling berstandar industri dari 2020 hingga 2023

“Kita pastikan seluruh pembelajaran di vokasi dapat dilaksanakan dengan baik. Kerja sama industri terus diperkuat dalam meningkatkan kecakapan kerja dan kewirasuahaan dalam menciptakan produk baru dalam negeri. Kita terus tingkatkan kapasitas perguruan tinggi dalam menyediakan layanan Diksi yang selaras dengan kebutuhan nasional,” ujar Suharti. (dilansir dari infopublik.id)