BNPT RI: Aksi Terorisme Dilatarbelakangi Motif Geometri

Aimas, VoicePapua.com -  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, melalui Koordinator Keuangan, Saiful Rahman menyampaikan bahwa aksi terorisme dilatarbelakangi motif geometri.

Yaitu, kata dia,  paham radikal teroris semua dalam semua berkembang dari benih-benih intoleransi yang terus di buku.

Kemudian, menjadi radikalisme dimana ditandai dengan anti pemerintahan yang sah, anti NKRI, anti Pancasila, dan anti Bhinneka Tunggal Ika, ujar Rahman, saat berlangsungnya kegiatan Gembira Beragama di Mapolres Sorong, Kamis (16/5-2024).

Selain itu, dia menuturkan bahwa  mengembangkan paham-paham yang menyalahkan para paham yang tidak sama dengan golongannya.

Pemahaman agama yang sempit yang merujuk kepada keinginan mengganti ideologi negara Pancasila menjadi ideologi yang mereka inginkan.

“Pancasila menjadi ideologi yang mereka cita-citakan. Dan  tidak ada terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan, karena bisa menyasar siapa saja yang berbeda pemahaman dengan mereka,”aku Rahman.

Bahkan, perempuan, anak-anak dan orang tua yang harus kita dilindungi.

”Lebih mengkhawatirkan sekarang ikut terlibat dalam aksi terorisme berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNPT tahun 2023 bahwa generasi milenial yang aktif di media,”bebernya.

Perkembangan teknologi informasi membuat tren terorisme berubah dari offline menjadi online. Generasi muda sebagai konsumsi informasi terbanyak melalui media online.

Dikatakan, terorisme juga didukung oleh situasi global yang menghadapi pandemi COVID-19, dimana semua aktivitas tatap muka dibatasi.

Lebih lanjut,  masih baru ingatkan kita kasus ketika 1 Maret 2021 yang menyerang Mabes Polri, tanpa batas-batas melalui media online yang beraksi sendirian dan tidak bergabung dalam kelompok tertentu, tuturnya. (polressorong.com)