Pelaku Industri Didorong Terapkan Lima Langkah Strategis Adopsi AI

Jakarta, VoicePapua.com – Para pelaku industri di Indonesia didorong untuk merespon perkembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) yang semakin pesat dengan melakukan lima langkah dalam adopsinya.

“Saya kira kita perlu mendorong para pelaku industri untuk melakukan lima langkah strategis merespon perkembangan AI saat ini,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara IBM AI for Business Leaders Summit 2024 di Grand Hyatt Jakarta, seperti dikutip pada Kamis (7/3/2024). 

Nezar Patria menjelaskan, langkah pertama adalah membangun kepemimpinan (leadership) yang bertanggung jawab serta kuat dalam membuat keputusan strategis.

Langkah kedua adalah melakukan kolaborasi antar sektor guna mengoptimalkan pemanfaatan AI.

Langkah ketiga adalah membangun dan menanamkan kerangka kerja AI yang etis.

Langkah keempat, meninjau secara berkelanjutan, dengan mengintegrasikan alat dan metode yang ada, untuk mendeteksi permasalahan yang ada

“Poin terakhir (langkah kelima), pelaku industri harus dapat memastikan bahwa pemanfaatan AI tidak akan menggantikan kapasitas serta peran manusia,” tuturnya.

Menurut Wamenkominfo, pemanfaatan teknologi AI membuka banyak peluang bagi pelaku industri.

Hal itu karena teknologi AI bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing. 

“Untuk melakukan otomasi tugas rutin dan berulang sehingga menghemat alokasi waktu dan sumberdaya manusia, analisis Big Data yang membantu pengambilan keputusan secara lebih cepat dan akurat, serta pemanfaatan hasil analisis Big Data untuk pengalaman yang disesuaikan dengan persona pengguna,” jelas Nezar Patria.

Di sisi lain, dia mengingatkan pelaku industry untuk bersiap mengantisipasi tantangan dalam pemanfaatan teknologi AI.

Misalnya dengan mewaspadai risiko dan potensi penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan yang mungkin terjadi.

“Pemanfaatan AI pada sistem pengenalan wajah misalnya memiliki risiko penyalahgunaan data, pelanggaran prinsip pelindungan data pribadi, hingga keamanan siber,” kata dia.

Senada, Presiden Direktur IBM Roy Kosasih juga mendorong pelaku industri dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi aspek operasional. 

“Bagaimana kita sebagai komunitas dunia usaha dapat menggunakan AI, terutama generative AI, untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan juga memperbanyak kesempatan menavigasi disrupsi yang dapat diantisipasi di masa depan,” tandas Roy Kosasih.

Acara ini turut dihadiri Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) Hammam Riza, Kepala AI Center Institut Teknologi Bandung (ITB) Ayu Purwarianti, Executive Chairman IBM Indonesia Omar Anwar, serta Chairman InfoBank Media Group, Eko Supriyanto. (dilansir dari infopublik.id)