APBN 2025 Disusun di Masa Transisi dari Dua Kepala Negara

Jakarta, VoicePapua.com – Melalui Keterangan Persnya di Kantor Presiden, Jakarta, 10 Desember 2024, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkap, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun anggaran 2025, disusun di masa transisi dari dua Kepala Negara.

Yakni di  masa penghujung, Presiden sebelumnya, Joko Widodo ke masa Pemerintahan Presiden  terpilih, Prabowo Subianto.

Di masa penyusunan tersebut, telah dilakukan konsultasi dan komunikasi dengan presiden terpilih, sehingga program-program dari Pak Prabowo telah terakomodasi di dalam APBN 2025.

Dijelaskan, APBN 2025 disusun dalam geopolitik dan geoekonomi yang mengalami perubahan dan dinamika yang sangat tinggi.

Seperti yang tadi, telah disampaikan Bapak presiden juga bahwa geopolitik dan geoekonomi ini telah menyebabkan distabilisasi di berbagai kawasan, sehingga bagi Indonesia kita juga harus terus melakukan kewaspadaan.

Meskipun kondisi Indonesia relatif dalam situasi yang baik. Pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen, semenjak tahun 2022 hingga 2024.

Dan kita juga melihat laju inflasi yang terakhir di angka 1,55 juga merupakan laju inflasi yang terendah di dunia, ungkap dia.

Kita lihat dari sisi sumbangnnya, terutama dari kolutasi full juga mengalami penurunan yang sangat drastis. Ini menggambarkan upaya kita untuk menstabilkan dan menjaga tingkat harga pangan pada tingkat yang terjangkau oleh masyarakat telah mampu dilakukan, jelas Menkeu.

“Kondisi yang baik ini tentu perlu danakan menjadi salah satu landasan pembentukan pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka untuk terus meningkatkan dan mengakselerasi pembangunan,”ucap dia.

Neraca perdagangan kita dalam positif 54 bulan terakhir mengalami surplus perdagangan, dimana nilai ekspor kita sampai dengan Oktober 2024 mencapai 24,4 miliar US Dollar.

Ini tumbuh 10,2 persen di tengah perlemahan perekonomian global. Hal ini menggambarkan bahwa potensi ekspor kita yang didukung oleh, baik sektor manufaktur maupun sektor-sektor yang mengalami hilirisasi menjadi sangat besar.

Lebih lanjut, kata dia, kita juga melihat bahwa APBN 2025 disusun dengan rancangan untuk bisa menciptakan dan menjaga stabilitas, inklusifitas.

Namun, masih terus mengakselerasi nilai tambah melalui hilirisasi. Asumsi makro di dalam 2025 adalah pertumbuhan 5,2 persen, inflasi 2,5 persen, tingkat bunga surat berharga Negara 10 tahun adalah 7 persen, nilai tukar rupiah Rp16.000 per dollar, harga minyak mentah 82 dollar per barel, lifting minyak dan lifting gas adalah 605.000 barel dan lifting gas 1,50 juta barel per hari.

APBN 2025 dirancang dengan target Pendapatan Negara sebesar 3.05,1 triliun rupiah. Dimana, untuk perpajakan akan menyumbang  2.490,9 triliun rupiah dan itu untuk pendapatan perpajakan.

Pendapatan Negara Bukan Pajak akan mencapai 513,6 triliun rupiah dan hibah 0,6 triliun rupiah.

Dari sisi Belanja Negara. Belanja Pemerintah pusat akan mencapai  akan mencapai 2.000. Total belanja Negara akan mencapai 3.621,3 triliun rupiah.

Dimana, Belanja Pemerintah Pusat mencapai 2.701,4 triliun dan transfer ke daerah 919,9 triliun rupiah.

Defisit APBN 2025 dirancang pada tingkat 616,2 triliun rupiah atau 2,53 persen.

Belanja Pemerintah Pusat akan mendukung pembangunan seperti yang disampaikan oleh presiden itu melakukan swasembada pangan, swasembada energi, pelaksanaan program makan siang gratis, pendidikan, dan kesehatan. Serta, pelaksanaan perlindungan sosial yang makin tepat sasaran.(****)