Hadiah  Uang  Tunai sebagai Wujud Memotivasi Pebakat Cabang Olahraga dari IKBSFN Sorong

Kota Sorong, VoicePapua.com- Hadiah berupa uang tunai merupakan salah satu unsur pembinaan dan memotivasi para pebakat pada beberapa cabang olahraga dari IKBSFN (Ikatan Keluarga Besar Sama Fonga Nagekeo) di Sorong, Papua Barat Daya.

“Kalau kita melihat dari angka rupiahnya tidak seberapa besar. Tapi dibalik itu ada pesan moral yang tak terbantahkan dan ini merupakan kebijakan dari para pengurus IKBSF Nagekeo yang ada di perantauan,” ujar salah satu sesepuh, Didimus Mite Bero di Sausapir Beach, Tanjung Kasuari, Sorong Barat, Minggu (7/1-2023) secara terpisah kepada media ini.

Perlu diketahui bahwa saat ini, IKBSF Nagekeo di wilayah Sorong sudah mencapai 300 jiwa lebih.  Namun, ada beberapa keluarga belum ikut bergabung ke wadah ini.

Soal jumlah kepala keluarga (KK) yang sudah bergabung kurang lebih di atas 50-an.

Jika, dilihat dari akumulasi jumlah warganya memang kami di organisasi ini masih jauh  lebih kecil dari paguyuban lainnya di Kota Sorong maupun di Kabupaten Sorong.

“Soal kompak, kebersamaan dalam ikatan kekeluargaan dari kerukunan kami ini ada beberapa paguyuban lain mengakuinya jauh lebih unggul,” jelas Dimus.

Namun, rencana kita ke depan dengan adanya sarana olahraga, seperti lapangan volley (voli), berlokasi di tanah miliknya itu letaknya persis di samping kanan kediamannya ini, kami tak akan henti-hentinya terus menyemangati para generasi muda untuk  terus mengembangkan bakatnya dengan sarana yang serba terbatas ini.

“Tujuan lainnya bisa saja dengan adanya sarana olahraga seperti ini untuk mempermudah kita atau sesama mereka anak muda untuk menjaring saudaranya  bergabung ke IKBSF Nagekeo,” sambungnya.

Lapangan volinya sudah ada. Ditambah net, bola voli juga semuanya telah tersedia. Kalau untuk latihan atau saat ada momen pertandingan futsal kami menggunakan sistim sewa pakai saja.

Lanjutnya, sekarang tergantung tinggal kapan ada waktu libur kita dari  antar rayon bisa bertanding di Kampung Salak ini.

“Kami senang dan  sangat bangga bahwa anak-anak muda kami ini semuanya penurut. Saat ada kegiatan apa pun yang ada di organisasi mereka cepat turun tangan, tanpa menunggu perintah dari para senior-seniornya,” aku Dimus.

Sembari kembali memuji kebersamaan dan kekompakan dalam organisasi yang masih sedarah atau hubungan keluarga dan kekerabatan asal Kabupaten Nagekeo, NTT yang berdomosi di kota  dan Kabupaten Sorong begitu solid.

Selanjutnya, untuk hadiah pertandingan bola voli putra juara satu Aimas FC,  pada posisi kedua Rufei FC, Yohan FC harus puas diurutan ketiga, dan Moyo FC juara keempat.

Voli putri juara pertama Rufei FC, Moyo FC harus puas diurutan kedua, karena sempat WO (walkover) versus Aimas FC pada babak pengisian pertama pertandingan, sedangkan juara ketiga Ramayana FC.

Futsal juara pertama diraih oleh Aimas FC, juara kedua Rufei FC, juara ketiga Yohan FC, dan Moyo FC harus puas diurutan keempat.

Hadiah berupa uang tunai kepada sang juara semuanya dihargai. Meski juara empat (mengekor) dari peserta lawan tanding tetap diberikan hadiah.

Memang luar biasa kebijakan para pengurus melalui  (bendahara IKBSF) Nagekeo, bu Maria Yosefina Wea, kesehariannya biasa disapa mama Vian, yang turut mendampingi bapak Santos (Dimus), saat memberikan hadiah-hadiah tersebut.

Pada kesempatan yang berbeda, sesepuh IKBSF Nagekeo, Kompol (Purn) Robertus Redja tak henti-hentinya terus fokus   memberi perhatiannya ke organisasi sosial kemasyarakatan ini.

Setiap kegiatan arisan rutin bulanan di setiap rumah keluarga, beliau (Pak Redja) selalu menyisihkan waktu untuk memberi petuah, arahan dan lain sebagainya.

Karena besiknya dari mantan ‘Korps Bhayangkara’ yang pernah menduduki sejumlah jabatan mentereng pada sejumlah Polres di wilayah tanah Papua. Tentu tak perlu kaget lagi  apabila dalam menyampaikan arahannya cukup tegas, lugas dan berwibawa.

Beliau selalu menyampaikan hal pertama pada setiap kesempatan pertemuan, yaitu masalah menjaga Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di lingkungan warganya masing-masing.

Hal berikut yang selalu sering tak luput dari ingatannya, terkait penggunaan kendaraan sepeda motor.

Kendaraannya harus memiliki surat-surat lengkap, baik itu STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), SIM, dan termasuk pula kelengkapan yang menyatu dengan kendaraan tersebut.

Berikut, soal penggunaan helm merupakan bagian yang tak pernah dilupakannya agar para pengendara selalu memakainya, saat berkendara.

Kesemuanya ini punya tujuan untuk kebaikan kita bersama yang ada di perantauan, imbuhnya.

Peran kita sebagai tertua (sesepuh) dalam paguyuban ini, kata Redja untuk tidak henti-hentinya terus mengimbau kepada keluarga agar mematuhi aturan apa pun itu, demi kebaikan kita bersama.

Meski saat kegiatan pisah sambut tahun 2024 kemarin berlangsung di Tanjung Kasuari, beliau tidak berada di tempat. Karena saat ini lagi berlibur bersama keluarga di Kampung Ma’uara, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Ternyata Pak Redja juga  terus memantau setiap perkembangan apa pun yang terjadi di Sorong.

Petang kemarin, melalui cuitan singkatnya di grup WhatsApp, kembali ia bertanya terkait situasi cuaca di Sorong bersamaan dengan momen kegiatan organisasi, yang sempat dikhawatirkan sejumlah warga soal cuaca yang sedikit kurang bersahabat di akhir-akhir ini.

Ada beberapa warga dengan spontan menjawab cuacanya sangat cerah sampai usai kegiatan. Langsung dengan spontan  tak menunggu lama sesepuh kami ini hanya membalas dengan kata  maaaantaaaapp, tulisnya.(****)