Tanah Transmigrasi Bersertipikat Tengah Jadi Persoalan Serius di Kabupaten Sorong

Aimas, VoicePapua.com- Tanah transmigrasi yang telah bersertipikat tengah menjadi persoalan serius di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Untuk itu, harapan besar kami terutama saudara-saudara kita dari Jawa meminta agar permasalahan tengah dihadapi saat ini bisa diselesaikan dengan baik.

Hal itu disampaikan, Sunaryo mewakili keluarga bakal calon Wakil Bupati Sorong Suprato, saat acara pinangan dari bakal calon Bupati Sorong Musa Lazarus Malagam melalui prosesi adat Moi, berlangsung di kediaman Bapak Suprapto di Aimas, Sabtu (2/3-2024).

Sebab, yang menjadi persengketaan bagi orang Jawa, sambung Sunaryo, hanya dua dua hal. Yakni antara lain biasanya yang menjadi masalah sengketa tanah dan satunya lagi terkait dengan masalah istri.

“Hal seperti ini bisa menimbulkan pembunuhan. Sehingga, dua hal ini jangan sampai disepelehkan dan perlu diselesaikan dengan arif dan bijaksana, pintanya.

Kami sangat berterima kasih atas lamaran dari keluarga besar Malamoi (penduduk asli) Kabupaten Sorong menjadi ikatan yang tak bisa terpisahkan lagi dengan adanya lamaran ini.

Di  mana,  atas pinangan ini kepada bakal calon Wakil Bupati Sorong asal Jawa Bapak Suprapto sebagai salah satu sesepuh kami dan menjadi tokoh perintis transmigrasi yang ada di wilayah ini untuk disandingkan (dipasangkan) dengan Bapak Malagam pada pelaksanaan Pemilukada periode 2024-2029, tuturnya.

“Kita ketahui bersama bahwa sejarah mencatat kita semua pada hari ini telah menyaksikan secara bersama, dimana para tokoh Moi maupun tokoh-tokoh Jawa yang ada di sini bagi kedua bakal calon pasangan Bupati Sorong ini dimulai hari ini sampai pada tahapan pendaftaran bakal calon, tahap kampanye hingga pada hari pelaksanaan Pemilukada diberi kekuatan dan kesehatan dari Yang Maha Kuasa. Termasuk kita semua sebagai pendudukungnya,” ujar Sumaryo.

Jika, ada hal yang kurang berkenan dalam pelayanan kami, sejak awal hingga berlangsungnya acara ini, saya atas nama keluarga besar Bapak Suprapto, memohon maaf yang sebesar-besarnya, ucap Sunaryo menutup sambutannya. (****)