Tingkatkan Kualitas Humas, Diskominfo Jatim Gelar Bimtek Cek Fakta
Surabaya, VoicePapua.com – Guna mewujudkan komitmen untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas kerja para humas, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim) menggelar bimbingan teknis (bimtek) Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) Provinsi Jawa Timur bertajuk “Workshop Cek Fakta”, di Bakorwil Malang, Selasa (30/4/2024).
Mewakili Kadis Kominfo Jatim, Kepala Bidang (Kabid) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jatim, Putut Dharmawan, dalam sambutannya mengatakan, peran humas dalam era informasi digital sangat penting.
Humas mempunyai tanggung jawab, bukan hanya dalam menyampaikan informasi, tetapi juga memastikan informasi yang disampaikan adalah benar, akurat, dan dapat dipercaya.
“Penyebaran hoaks dan disinformasi menjadi tantangan serius dalam era digital ini. Informasi dapat dengan cepat menyebar melalui berbagai media sosial, sehingga kemampuan melakukan cek fakta menjadi semakin krusial. Oleh karena itu, keahlian dalam memeriksa cek fakta atau fact checking menjadi keterampilan yang sangat penting bagi pranata humas khususnya anggota bakohumas Provinsi Jawa Timur, baik di perangkat daerah, instansi vertikal, BUMN/ BUMD se- Jawa Timur,” papar Putut.
Melalui bimtek yang diikuti oleh seluruh anggota Bakohumas BUMN/BUMD se-Jawa Timur tersebut, Putut berharap, Bakohumas dapat mendorong kesadaran publik terkait pentingnya memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, dengan memberikan contoh atau edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya cek fakta.
Hadir sebagai narasumber, Sekretaris Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Diana Aziz menjelaskan, terdapat tiga tanggung jawab yang harus dilakukan oleh para humas saat menyebarkan informasi, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.
“Yang paling penting dilakukan ialah cek kebenarannya di beberapa platform cek fakta yang kredibel. Fakta yang disebarkan harus transparan, artinya informasi tersebut jelas dan terbuka. Kemudian, dapat dipertanggung jawabkan dan melibatkan pihak-pihak terkait dalam penyebaran informasi,” jelas Diana.
Ia menyebutkan, beberapa alat dapat digunakan humas atau masyarakat dalam mengecek kebenaran informasi, diantaranya melalui website cekhoaks.id, bot Telegram kominfo, dan bot WhatsApp Mafindo dan CekFakta.
Lebih lanjut, Divisi Internet Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, Artika Farmita memaparkan, gaya bahasa menjadi salah satu pembeda antara pernyataan yang bersifat fakta atau opini. Di samping itu, bahasa juga menunjukkan adanya bias dalam pernyataan tersebut.
“Selain membedakan fakta dan opini, bahasa juga menunjukkan adanya sudut pandang, penilaian, atau keyakinan seseorang dalam pernyataan tersebut. Sebab, kebanyakan orang cenderung menggunakan pengetahuan, pengalaman masa lalu, dan bahkan kesukaan pribadi mereka dalam evaluasi
informasi ketika memutuskan mana yang benar dan mana yang tidak benar,” paparnya.
Artika menambahkan, mengidentifikasi kebenaran informasi bukanlah merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sebab, banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan verifikasi informasi.
“Banyak orang mengira memverifikasi suatu informasi itu mudah, padahal itu cukup menantang. Ada lima pilar verifikasi yang harus diperhatikan, yaitu asal usul, sumber, waktu, lokasi, dan motivasi dari suatu konten, foto, atau video,” pungkasnya. (MC Jatim/ida-yan/dilansir dari infopublik.id)
- Baca Juga :Media Center Diskominfo Ajarkan Nilai Penting dalam Pembuatan Berita kepada KIM di Lumajang
- Baca Juga :KPK Terus Gaungkan Upaya Pencegahan Korupsi
0 Comments