Kemendikbudristek Optimalkan Fungsi Bimbingan Teknis PMM Angkatan 4
Jakarta, VoicePapua.com - Sebagai upaya meningkatkan kualitas dalam memberikan layanan fasilitasi administrasi dan pembelajaran mata kuliah bagi mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di perguruan tinggi penerima, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) mata kuliah perguruan tinggi penerima program PMM angkatan 4.
Penyelenggaraan bimtek digelar dengan tujuan membahas rekomendasi perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran dalam pelaksanaan program. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring selama dua hari mulai 21 hingga 22 Februari 2024 di kanal Youtube Pertukaran Mahasiswa Merdeka.
Pada seri pertama, bimtek ini membahas tentang “Desain Mata Kuliah, Metode Pembelajaran, dan Strategi Penilaian”. Sementara itu, pada seri kedua membahas tentang “Inovasi Modul Digital dan Teknologi Untuk Meningkatkan Engagement”.
Kepala Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Kampus Mengajar, Asri Ardila Putri, mengatakan bahwa selaras dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan program PMM untuk keempat kalinya.
“Kami berharap materi yang diberikan bermanfaat untuk Bapak/Ibu dosen sekalian. Dalam bimtek mata kuliah ini kita akan berbagi pengetahuan, pengalaman, serta praktik baik dalam mengajar dan mengelola mata kuliah. Kolaborasi dan diskusi yang berlangsung di dalam forum ini akan menjadi input yang berharga dalam mendukung peran kita sebagai pendidik,” ujar Asri dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Sabtu (24/2/2024).
Lebih lanjut Asri juga mengajak kepada para peserta bimtek yang merupakan kepala program studi, dosen, dan koordinator perguruan tinggi penerima untuk menjadikan bimtek mata kuliah ini sebagai momentum untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Pelaksanaan bimtek ini juga didukung dengan sejumlah narasumber hebat di masing-masing bidang.
“Dunia pendidikan akan terus berkembang dan kita sebagai pendidik harus terus bergerak untuk memberikan pengalaman belajar yang terbaik bagi generasi muda. Mari kita sambut dengan semangat dan tekad kuat karena melalui kerja sama yang baik ini akan meraih hasil yang baik pula,” ucap Asri.
Selain itu, Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono, menekankan pentingnya bimtek ini karena terkait dengan perkuliahan, metode belajar mengajar, dan penggunaan teknologi. Gugup berharap proses pembelajaran akan meningkatkan minat dan kegembiraan mahasiswa di dalam kelas, sekaligus mengembalikan pembelajaran kepada mahasiswa yang sejatinya merupakan pemilik materi tersebut.
“Banyak diantara senior kita yang mengatakan bahwa banyak dosen yang telah merebut proses pembelajaran dari pemilik aslinya yaitu mahasiswa. Banyak dosen yang kemudian cenderung untuk melakukan telling, memberikan formula-formula tertentu dalam proses pembelajaran maupun dalam pemecahan masalah, dan pendekatan problem solving di dalam kelas,” papar Gugup.
Dengan kondisi yang memprihantikan tersebut, Gugup mendorong para peserta untuk melakukan tata ulang proses pembelajaran, baik dengan menggunakan teknologi digital yang masif dan intensif maupun yang relatif pada level ringan.
“Tanpa dukungan teknologi, saya rasa kita akan semakin tertinggal dalam proses belajar mengajar maupun keefektifan pembelajaran yang ada di kampus-kampus di Indonesia, untuk itu kami harapkan para dosen agar mampu memanfaatkan dengan maksimal peran teknologi dalam proses pembelajaran,” ujar Gugup.
Salah satu pemateri bimtek, Tri Mulyani Sunarharum, mengatakan bahwa apa pun platform atau tools yang digunakan, baik digital maupun Learning Management System (LMS), penting untuk memaksimalkan pengalaman belajar bagi mahasiswa. Keunggulan dalam menggunakan modul digital atau LMS bagi dosen adalah untuk membantu mengevaluasi kemampuan berpikir dan kapasitas, serta ketrampilan mahasiswa untuk bertahan hidup di abad ke-21.
“Tidak semua tools harus dipakai, berhati-hati dalam memilih dan memilah tools tersebut agar pemanfaatannya akan sangat nyata terasa,” ungkap Tri.
Senada dengan Tri, pemateri lainnya yakni Ngadisih, menyampaikan bahwa poin krusial lainya dalam proses pembelajaran adalah kemampuan dosen dalam menjalin ekosistem pembelajaran yang akrab dengan mahasiswa. Keakraban tersebut nantinya akan melahirkan keinginan mahasiwa untuk belajar lebih jauh terkait materi mata kuliah.
Ngadisih juga mengingatkan kepada para peserta bimtek akan perihal karakteristik mahasiswa program PMM yang sangat beragam. “Bapak dan Ibu dosen perlu menginventarisasi mahasiswa PMM agar tidak ada yang merasa rendah diri dan gagal dalam proses pembelajaran di kelas,” pesan Ngadisih.
Sumber Foto: dok. Kemendikbudristek/dilansir dari infopublik.id
- Baca Juga :“Jangan Main Hakim Sendiri”
0 Comments