Ada Perbedaan Antara Pasar Murah Bersubsidi dengan Jelang Hari Raya Keagamaan

Aimas, VoicePapua.com – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sorong, Margariet Beatriks Hendrika Nauw mengemukakan, ada perbedaan antara pasar murah bersubsidi dengan pasar murah menjelang hari raya keagamaan.

Kalau pasar murah bersubsidi kita subsidikan setiap produk, seperti yang kita lakukan sekarang ini turunnya hanya sebanyak Rp10.000.

Kegiatan ini dalam rangka pengendalian laju inflasi di Kabupaten Sorong, ujar Beatriks di pendopo Alun-alun Aimas, Rabu (9/10-2024).

“Sebenarnya inflasi dimana keadaan ekonomi dari beberapa komoditas tertentu yang dihadapi bangsa kita umumnya. Termasuk, kita di Papua Barat Daya,”jelas dia.

Untuk kita di Kabupaten Sorong ini, kami dinas-dinas yang berhubungan dengan inflasi. Seperti Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Perindagkop, dan Dinas Peternakan.

Nantinya dinas-dinas ini yang akan melaksanakan pasar murah atau pasar bersubsidi, sesuai bidang tugasnya. Seperti Dinas Perikanan mereka akan melakukan kerja sama dengan para pemilik di bidang usaha perikanan air tawar.

Begitu juga Dinas Ketahanan Pangan mereka juga akan bekerja sama dengan para petani sayur, cabai, tomat, bawang merah, bawang putih, serta beberapa komoditas lainnya, terkait dengan bidang tugasnya masing-masing, urainya.

Sedangkan, pasar murah menjelang hari raya keagamaan seperti yang kita lakukan menjelang Hari Raya Idulfitri dan Natal, harganya kita turun separuh (setengah harga).

Harga komoditas yang disubsidi ini dijual  langsung oleh pemilik usaha (peternak). Nantinya selisih Rp10.000 setiap produk, seperti telur, daging ayam maupun daging sapi itu, yang akan kami bayar dari Dinas Peternakan kepada pemiliknya.

“Jika, bapak/ibu yang berminat kami persilakan untuk berbelanja,”imbuh dia.

Kegiatan yang sama akan kami laksanakan ke Distrik Mariat, Distrik Salawati dan nanti Desember baru kami adakan lagi pasar murah dengan harga separuh saja dari harga sebenarnya,”pungkasnya.

Dicontohkannya, seperti daging sapi harga di pasar umumnya itu dijual Rp 150.000/kilogram. Di sini kami jual hanya Rp 140.000 atau kami subsidi sebesar Rp10.000 dan sama halnya seperti harga telur per ram kalau yang harga Rp 45 ribu dijual Rp35 ribu dan seterusnya.

“Intinya, kami dari Dinas Peternakan tidak jual produk. Untuk yang jual itu dari peternak sendiri dan kami hanya intervensi subsidi Rp10.000 setiap produk ke peternaknya sendiri,”tutupnya.

Dari pantauan media ini antusias masyarakat dalam mengikuti pasar murah bersubsidi ini memenuhi pendopo Alun-alun. Daging ayam  dari berbagai ukuran maupun telur ludes dan habis terjual. Sementara daging sapi  juga laku terjual tidak sebanyak daging ayam dan telur.(****)