Tangis Haru Nenek Nuraini Usai Bertemu Ka'bah dan Cium Hajar Aswad
Jakarta,VoicePapua.com - Nuraini binti Ibrahim (68), terisak tangis. Kelopak matanya tak kuat lagi membendung air mata yang kian deras. Seketika, kedua telapak tangannya menutup sebagian besar wajah sayunya.
Hari itu, untuk pertama kalinya ia dibuat terkesima oleh pandangan di depannya. Bagunan besar persegi; Ka’bah.
"Ya Allah, (saya) bersyukur atas nikmat dari-Mu," serunya saat ditemui di Hotel al-Kiswah, kawasan Jarwal, Makkah, Arab Saudi, dikutip dari laman kemenag.go.id, Sabtu (3/6/2023).
Nenek pensiunan guru SD ini mendaftar haji pada tahun 2011. Setelah dua belas tahun penantian, ia lega akhirnya bisa masuk kuota jemaah haji tahun ini.
Meski tubuh tuanya berjubel dengan ribuan jamaah lain, Nuraini mampu melewati prosesi mengelilingi Ka'bah tujuh kali dengan sempurna. Tanpa skuter, tanpa kursi roda. Bahkan, ia rela menambah tawaf satu kali lagi demi bisa mencium Hajar Aswad.
"Syahdu rasanya, tolong hamba-Mu, ya Allah," ujar Nuraini menceritakan dirinya berhasil mencium Hajar Aswad usai tawaf.
Semula Nuraini sempat pesimis bisa berangkat haji mengingat usianya yang kian sepuh, tetapi tak kunjung mendapat panggilan dari pemerintah. Ia khawatir, umurnya tak sampai ketika panggilan ke Baitullah itu tiba.
"Terima kasih Pak Menteri (Menteri Agama), kami telah dipanggil. Berkat dukungan Pak Menteri, kami yang lansia dapat dipanggil (untuk berhaji). Subhanallah," ujar Nuraini penuh haru.
Perasaan bahagianya selepas tawaf dan sa'i sempat terjeda karena Nuraini tiba-tiba terpisah dari rombongan. Ia keluar Masjidil Haram dari pintu berbeda dan naik bus dengan jurusan berbeda pula. Akibatnya, ia bersama dua orang lainnya tersesat ke Sektor 10 di kawasan Misfalah, yang mestinya ke Sektor 8 di kawasan Jarwal, tempat jamaah haji Embarkasi Aceh (BTJ) menginap.
Beruntung, Nenek asal Kabupaten Langsa, Aceh, ini bertemu Azmiadi, petugas haji Indonesia yang juga berasal dari Aceh. Cerita "kepanikan" pun berakhir.
"Dia ketemu petugas diarahkan ke Misfalah tanpa sengaja ketemu, berarti ditakdirkan. Kalau enggak gitu, mungkin kami enggak ketemu. Ini sudah qadarullah," ujar Azmadi, petugas Layanan Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi.
Azmiadi segera memotivasi dan mengantarkan Nuraini ke pemondokan untuk bergabung dengan rombongannya.
Nuraini juga mengaku telah mendapatkan pelayanan dari petugas haji dengan baik. Ia merasa sangat diperhatikan, mulai dari soal istirahat, transportasi, hingga konsumsi.
Ia juga senang, makanan yang tersedia enak dan bercita rasa Nusantara. "Cuma ada makanan yang keras karena gigi nenek enggak ada," kata Nuraini sambil disambung tawa khas nenek yang ramah./dilansir dari liputan6.com
Jakarta,VoicePapua.com - Nuraini binti Ibrahim (68), terisak tangis. Kelopak matanya tak kuat lagi membendung air mata yang kian deras. Seketika, kedua telapak tangannya menutup sebagian besar wajah sayunya.
Hari itu, untuk pertama kalinya ia dibuat terkesima oleh pandangan di depannya. Bagunan besar persegi; Ka’bah.
"Ya Allah, (saya) bersyukur atas nikmat dari-Mu," serunya saat ditemui di Hotel al-Kiswah, kawasan Jarwal, Makkah, Arab Saudi, dikutip dari laman kemenag.go.id, Sabtu (3/6/2023).
Nenek pensiunan guru SD ini mendaftar haji pada tahun 2011. Setelah dua belas tahun penantian, ia lega akhirnya bisa masuk kuota jemaah haji tahun ini.
Meski tubuh tuanya berjubel dengan ribuan jamaah lain, Nuraini mampu melewati prosesi mengelilingi Ka'bah tujuh kali dengan sempurna. Tanpa skuter, tanpa kursi roda. Bahkan, ia rela menambah tawaf satu kali lagi demi bisa mencium Hajar Aswad.
"Syahdu rasanya, tolong hamba-Mu, ya Allah," ujar Nuraini menceritakan dirinya berhasil mencium Hajar Aswad usai tawaf.
Semula Nuraini sempat pesimis bisa berangkat haji mengingat usianya yang kian sepuh, tetapi tak kunjung mendapat panggilan dari pemerintah. Ia khawatir, umurnya tak sampai ketika panggilan ke Baitullah itu tiba.
"Terima kasih Pak Menteri (Menteri Agama), kami telah dipanggil. Berkat dukungan Pak Menteri, kami yang lansia dapat dipanggil (untuk berhaji). Subhanallah," ujar Nuraini penuh haru.
Perasaan bahagianya selepas tawaf dan sa'i sempat terjeda karena Nuraini tiba-tiba terpisah dari rombongan. Ia keluar Masjidil Haram dari pintu berbeda dan naik bus dengan jurusan berbeda pula. Akibatnya, ia bersama dua orang lainnya tersesat ke Sektor 10 di kawasan Misfalah, yang mestinya ke Sektor 8 di kawasan Jarwal, tempat jamaah haji Embarkasi Aceh (BTJ) menginap.
Beruntung, Nenek asal Kabupaten Langsa, Aceh, ini bertemu Azmiadi, petugas haji Indonesia yang juga berasal dari Aceh. Cerita "kepanikan" pun berakhir.
"Dia ketemu petugas diarahkan ke Misfalah tanpa sengaja ketemu, berarti ditakdirkan. Kalau enggak gitu, mungkin kami enggak ketemu. Ini sudah qadarullah," ujar Azmadi, petugas Layanan Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi.
Azmiadi segera memotivasi dan mengantarkan Nuraini ke pemondokan untuk bergabung dengan rombongannya.
Nuraini juga mengaku telah mendapatkan pelayanan dari petugas haji dengan baik. Ia merasa sangat diperhatikan, mulai dari soal istirahat, transportasi, hingga konsumsi.
Ia juga senang, makanan yang tersedia enak dan bercita rasa Nusantara. "Cuma ada makanan yang keras karena gigi nenek enggak ada," kata Nuraini sambil disambung tawa khas nenek yang ramah./dilansir dari liputan6.com
- Baca Juga :KPU PBD Tetapkan DPT Pilgub Sebanyak 435.812
0 Comments