Malagam - Suprapto Dikenal dengan Sebutan Pasangan 'Moja Bersahaja'

Aimas, VoicePapua.com – Diketahui dan bahkan tidak asing lagi bagi sosok seorang Musa Lazarus Malagam merupakan bakal calon Bupati Sorong yang berpasangan dengan calon wakilnya, Suprapto dikenal dengan sebutan “Moja” atau Moi-Jawa yang sangat bersahaja.

Bawaan karakter sosok kedua pasangan ini beda-beda tipis saja. Ketika berbicara sangat lembut dan lebih banyak mendengar lawan yang diajak bicara dengan kekhasan warna suaranya masing-masing.

Soal pergaulan atau interaksi sosial sehari-hari di tengah masyarakat, keduanya tak pernah memandang latar belakang seseorang siapa yang diajak bicara. Entah dia pekerja serabutan, kuli bangunan atau pekerja kasar apa saja mereka  saat jumpa tanpa ada rencana  sesaat saja begitu cepat akrab.

Sapaan Moja sangat tepat disandang atau dilayangkan oleh kedua calon orang nomor satu dan dua di Kabupaten Sorong ini untuk  memimpin lima tahun ke depan.

Di berbagai kesempatan sosok seorang Malagam ini selalu tampil sederhana. Tapi jangan heran apabila ada masalah yang genting tidak bisa diatasi situasi Kamtibmasnya oleh aparat penegak hukum, jika Malagam datang dan tampil  di depan demonstrasi massa, maka segala masalah  apapun langsung selesai dalam hitungan menit saja sekelompok masyarakat langsung bubar dengan sendirinya, tanpa ada masalah.

Pada suatu kesempatan, Pak Malagam bilang begini. Kami dua Pak Suprapto ini hanya beda tempat lahir saja. Malagam kembali bergumam, saya lahir di Aimas tanah Moi, Pak Suprapto lahir di Jawa. Meski beda rambut dan warna kulit, tapi di hati kami berdua sama- sama  merah-putih, makanya klop sudah apa yang kurang lagi di antara dua  sosok anak bangsa ini.

Demikian ungkapan isi hati seraya menyanjung dari salah satu penggemar berat pasangan MASO (Malagam- Suprapto), sebut saja Suparmi salah satu warga yang berdomisili di Unit 2 Aimas, saat bincang  di salah satu kedai kopi secara kebetulan, Jumat (30/8-2024) sore kemarin, sembari sambil menunggu hujan reda di saat itu.

Begitu pula, dengan sosok mbah Prapto (Pak Suprapto). Beliau sesepuh kami masyarakat transmigrasi Jawa umumnya di Kabupaten Sorong.

Apa yang beliau (Mbah Prapto) bilangin kami manut (nurut) atau mendengar, karena figurnya orang tua kami ini meneladani semua hal yang berbaur kemaslahatan (kebaikan) untuk kami masyarakat Jawa yang sudah beranak cucu di wilayah tanah Moi ini, katanya bangga. (****)