Kabag Ops Polres Sorong Paparkan TFG Sispamkota Hadapi Kontijensi Ancaman Pilkada

Aimas, VoicePapua.com – Kabag Ops Polres Sorong, Kompol Sofyan Efendi paparkan  TFG (Tactical Floor Game) Sispamkota atau sistem pengamanan kota dalam rangka menghadapi konverjensi ancaman Pilkada serentak 2024 di halaman Mapolres, Selasa (27/8-2024).

Ada delapan pos penyekatan, dimana di pos pertama di Tugu Paw Bili berada kilometer 18. Berikut, pos di lampu merah Alun-alun Aimas, dimana di pos ini ada empat personel yang akan siap menyekat apabila terjadi gangguan Kamtibmas atau tindak pidana yang terjadi.

Pos ketiga, ada di Tugu Merah. Pada pos ini ada lima personel, dan berikutnya ada di pertigaan Kantor Distrik Mariat ada lima personel dari Polsek Aimas.

Selanjutnya, ada pos di Jalan Trend Salawati, tepatnya di perempatan Polsek Salawati nanti ada  lima personel juga yang akan menyekat.

Pos penyekat Klamono ada lima personel Polsek Klamono yang melakukan penyekatan. Apabila ada pelaku yang melarikan diri ke Kabupaten Sorong Selatan.

Selain itu, ada pos di Kampung Malawor, Distrik Makbon apabila pelaku melarikan diri ke Kabupaten Tambrauw. Termasuk, ada Pos Cendrawasih apabila pelaku mau menyeberang ke pulau akan kita sekat juga di sana.

“Tujuan dari Sispamkota ini adalah menyiapkan bagaimana kesiapan Polri dalam antisipasi menghadapi gangguan Komtibmas. Menjelang pada saat pascapilkada serentak di Kabupaten Sorong,” ujar Kompol Sofyan.

Berikut, apabila ada skenario kedua kita asumsikan bisa terjadi di Kantor KPU. Nanti di tempat itu kita skenariokan terkait DPT (Daftar Pemilih Tetap).

Di mana,  ada kelompok masyarakat tertentu menilai DPT tersebut tidak benar ada beberapa oknum provokator lakukan demo di KPU nanti kita akan kita persiapkan Dalmas awal sebanyak 30 personel, tim negisiator dan Dalmas inti.

“Sebenarnya ada tim penindak dari pihak Brimob. Mengingat di tempat ini (lapangan apel) Mapolres Aimas tidak memungkinkan,”aku Kompol Sofyan.

Hal ini apabila situasi konverjensi atau situasi merah, tapi nanti kita simulasikan di Sispamkota ini, situasi mulai dari hijau, tim negosiator maupun Dalmas awal tidak berhasil. Karena masyarakat terus mendesak, sehingga situasi dari hijau ke kuning akan didorong massal dan akan dilakukan penegakan hukum.

Apabila seelompok massal atau provokator yang dapat mengganggu jalannya Pilkada di Kabupaten Sorong. Dari situasi kuning meningkat lagi ke situasi merah, maka Bapak Kapolres akan meminta kepada Bapak Kapolda untuk menyiapkan pasukan PH Brimob atau Pasukan  Huru Hara.

Nantinya dari PH Brimob akan melakukan penindakan, tapi di sini kita tidak bisa digambarkan mengingat lapangan tidak mencukupi, sehingga berikutnya dari awal akan kita menyiapkan, tuturnya. (****)