Jalan Kami Tara Baik, Warnai Penyambutan Rombongan Pj Bupati Sorong

Aimas, VoicePapua.com – Kondisi jalan kami tara (tidak) baik warnai penyambutan rombongan Penjabat Bupati Sorong, ketika berkunjung di Distrik Hobard untuk meninjau secara langsung kesiapan dan persiapan logistik pelaksanaan Pilkada 2024.

Kedatangan rombongan disambut dengan pengalungan selempang kain adat. usai prosesi pengalungan, selama dalam perjalanan hanya beberapa meter saja, sembari warga sambil mengantarkan rombongan dan terus berujar jalan kami tara baik dilakukan secara berulang-ulang sambil menggiring rombongan menuju di tenda yang telah disiapkan.

Ketika acara tatap muka berlangsung bersama Penjabat Bupati Sorong, Edison Siagian, tokoh masyarakat Hobard, Daniel Momot menuturkan, kami sebagai masyarakat kecil sangat mendambakan infrastruktur jalan yang baik.

“Kenyataan di sini badan jalan kami rusak. Bagaimana kami bisa memasarkan hasil ke Sorong kalau kondisi jalannya hancur seperti ini,” beber dia.

Selama ini hasil –hasil dari kebun kami tidak bisa dipasarkan. Akhirnya rusak  dengan sendirinya, ujar Daniel Momot, Selasa (26/11-2024) di hadapan rombongan Penjabat Bupati Sorong.

Dia berharap, tolong melihat kondisi jalan di sini (Distrik Hobard) dengan tujuh kampung yang ada.

Sementara itu, Penjabat Bupati Edison Siagian mengatakan, soal permintaan itu sebenarnya harus diusulkan melalui Musrenbang (musayawarah perencanaan pembangunan) tingkat kampung. Selanjutnya, diteruskan ke distrik.

Nantinya dari distrik akan menindaklanjuti melalui Musrenbang kabupaten untuk diperjuangkan.

Mendengar penyampaian dari penjabat bupati, kembali Daniel mengkanter balik bahwa  sudah beberapa kali kami usulkan, tapi sampai sekarang ini tidak ditindaklanjuti dari Pemkab Sorong.

Pada kesempatan itu, penjabat bupati kembali menjelaskan, soal usulan itu akan kami perjuangkan di tahun 2025.

Pantauan awak media ini yang mengikuti rombongan penjabat bupati, kondisi badan jalannya memang sudah pernah dilapisi aspal.

Pada bagian kiri dan kanan ruas jalan tersebut tidak memiliki drainase, sehingga dugaan kami ketika hujan intensitas tinggi airnya mengalir langsung di badan jalan.

Karena terus terkikis aliran air berulang kali membuat lapisan aspal itu tadi langsung membentuk kubangan, sehingga secara otomatis kalau dibiarkan saja begitu akan menjadi semakin parah badan jalannya.

Ada  ditanjakan yang cukup tajam kurang lebih 30 meter akan memasuki perkampungan itu kondisi jalannya rusak parah.

Bahkan, mobil yang kami tumpangi bersama Kabag Protokol nyaris mundur beberapa kali, karena jalannya berlubang tadi yang sulit dihindari.(****)