Ahmad Yohan : Politisi Partai PAN, Berujar Ada Empat Persoalan Jadi Stigma Buruk bagi NTT

Kota Sorong, VoicePapua.com – Ahmad Yohan, biasa disapa akrab Ayo, merupakan salah satu politisi NTT dari Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR RI. Di mana, saat ini telah memasuki tiga periode di  gedung parlemen, Senayan. Dia kembali berujar, ada empat persoalan krusial menjadi stigma buruk bagi provinsi di Nusa Cendana ini.

NTT Kategori Provinsi Termiskin

Pertama, NTT masih masuk dalam kategori tiga provinsi yang termiskin di Tanah Air. Kenapa kita dibilang miskin? BPS menilai hampir sekitar 70 persen rumah di provinsi ini masih dikategorikan rumah yang tidak layak huni.

Kemudian, dilihat lagi dari pola makannya. Dulu, kita belajar bahwa pola makan yang sehat adalah mengandung empat sehat dan lima sempurna.

Tapi, mohon maaf, ketika kita di Pulau Solor, Kabupaten Lembata, yang kita makan jagung titi, dan itu-pun bersyukurnya minta ampun.

Berikutnya, lagi di Ende kita hanya makan ubi cincang dicampur dengan ikan soa (ikan pari). Lalu, kita pergi ke Kabupaten Manggarai hanya makan nasi dengan sayur sudah bahagia sekali.

“Makanya, kita dapat pastikan bahwa susah sekali kita di NTT untuk minum susu. Apalagi mau mengkonsumsi buah akan lebih susah lagi,”ungkap dia, kembali dipublish media ini, Rabu (18/9-2024).

“Saya pastikan, kita semua setiap pagi tidak minum susu bapak/ibu.  Entah itu di waktu pagi maupun siang, ya palingan saya pastikan malam-malam baru bapak-bapak minum susu,” ucapnya dengan melempar guyon kepada hadirin, saat melakukan konsolidasi Parpol untuk mendukung pasangan bakal calon Gubernur NTT, Melkianus Laka Lena- Johni Asadoma di suatu tempat kegiatan.

Pendapatan Asli Daerah

Selanjutnya, kenapa kita dibilang miskin. Karena diukur dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita dan hampir semua PAD kita di NTT pendapatannya masih di bawah Rp 100 miliar. Kecuali Kupang dan Labuan Bajo, Manggarai Barat saja, aku dia.

“Sangat beruntung karena kita bergabung dengan NKRI, maka setiap tahun pemerintah pusat transfer baik itu melalui Dana Alakasi Khusus, Dana Alokasi Umum yang hampir sekitar Rp 1,3 triliun untuk setiap daerah masing-masing,” bebernya.

Makanya, dengan dana hanya sebesar itu masih lebih banyak uangnya artis Raffi Ahmad. Dan, ini yang membuat kita di NTT susah maju, karena sifat kita masih dikategorikan miskin.

Potensi Pariwisata

“Sebenarnya kita punya potensi pariwisata luar biasa. Kita punya Komodo (Manggarai Barat), Danau Kelimutu (Ende) dan lainnya yang tidak dimiliki di belahan wilayah lain. Tapi sayangnya, pemerintah salah mengurus potensi pariwisata kita itu,” pungkasnya.

Kita hanya kampanye-kampanye, tapi yang ambil untung hanya satu atau dua orang. Mereka menjual NTT di Ibu Kota Negara merasa sok jago (hebat) di Jakarta hanya gegara kepentingan orang-orang itu saja, kata politisi Partai Amanat Nasional ini dari Dapil 1 NTT.

Stigma-tigma seperti ini untuk segera kita hentikan, lanjut dia.

Lebih lanjut, kata dia, siapa yang bilang kita ini bodoh. Dan, saya sangat tidak percaya stigma itu yang mencoreng nama baik orang kita NTT,” tandasnya.

NTT Miliki Tokoh Hebat

Banyak orang kita NTT memiliki tokoh-tokoh hebat dan sangat terkenal di se-antero Nusantara ini. Sambungnya, dulu kita punya Pak Frans Seda merupakan tokoh dari Maumere, pemikiran yang hebat dipakai era Orde Lama, Orde Baru, bahkan di era Reformasi dipakai ide dan pikiran-pikirannya.

Ada juga, Adrianus Moi dari Rote merupakan Gubernur Bank Indonesia, kala itu mencetak mata uang Rp 5.000 bergambar Sasando dan Danau Kelimutu. Kita ini sebenarnya orang hebat.

NTT juga punya yang namanya Gories Keraf asal  Lembata diakui sebagai pakar Tata Bahasa Indonesia. Walaupun bangsa Indonesia ini rumpunnya Melayu, tapi bisa menjadi salah satu pakar bahasa asal Pulau Lamalera, Kabupaten Lembata.

Selain itu, ada penerjemah Bapak Uskup juga orang dari Flores Timur. Tapi patut diakui kita tidak bisa menikmati fasilitas pendidikan, yang diperjuangkan ibu Anita Gah di Komisi X DPR RI dan sayangnya setelah uang itu mengalir ke NTT hanya dimakan oleh orang-orang tertentu saja, ungkap dia.

Untuk itu, dia mengimbau, kita harus segera menghentikan masa lalu kita.  Berikut, Bali, NTT, NTB dia tidak mau bandingkan dengan Australia atau Timor Leste, dan kita bandingkan saja dengan Sunda Kecil, dulu kita di tiga provinsi ini masuk di wilayah tersebut.

Setelah 1968 Sunda Kecil ini dimekarkan untuk pemerataan pembangunan dan mendekatkan pelayanan pemerintahan itu baru menjadi NTT, NTB dan Bali.

“Kita bayangkan saja sekarang Bali memiliki potensi pariwisata yang luar biasa dikenal internasional. Provinsi ini memberikan sumbangan pajak ke Negara begitu luar biasa besarnya,”jelas Ayo.

Pendidikan di Cekoslowakia

NTB apalagi, saat dirinya bersama Melki Laka Lena pernah ke Cekoslowakia. Di sana, kami ketemu mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di tingkat S1, S2 dan S3 disekolahkan oleh gubernurnya untuk kembali membangun  daerahnya.

Lalu, Pak Melki bilang ke saya bahwa kita NTT kayaknya bisa juga kalau dirinya kelak akan menjadi gubernurnya, ucap Ayo.

“Kita pastikan bahwa semua ini akan kita lakukan di masa yang akan datang di jabatan Melki dan Johni Asadomo, saat memimpin di NTT nanti,” ujarnya.

Di penghujung orasinya, Ayo minta masyarakat pemilih NTT untuk memilih pasangan Melki- Johni.

“Jangan salah pilih karena lantaran baliho. Jangan hanya karena pencitraan atau kandidatnya pura-pura joget di pinggir jalan, saat ketemu orang itu semuanya bohong belaka,”imbuhnya.

 Semuanya itu jangan percaya, karena pembangunan di NTT butuh jaringan. Apalagi Pak Prabowo presiden terpilih cukup kenal dengan Melki Laka Lena, Johni Asadoma, Pak Melkias Mekeng, ibu Anitah Gah. Artinya, kita punya network yang bagus untuk menyelesaikan berbagai persoalan di NTT yang kita cintai ini, tutupnya.(****)