Ada Beberapa Aspek Dalam Pengembangan KEK Sorong

Aimas, VoicePapua.com- Pj Bupati Yan Piet Moso, melalui Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Salmon Samori mengatakan, ada. beberapa aspek yang menjadi kajian pada saat ini dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Sorong.

Yakni, aspek pasar dan pemasaran, aspek legalitas dan perundang-undangan yang berlaku, aspek tata kelola organisasi ataupun lembaga, aspek teknik, aspek sosial dan lingkungan, aspek sumber daya dan pengembangan, serta aspek keuangan.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah bahwa DPMPTSP telah melakukan studi tiru ke DPMPTSP Provinsi Papua Barat pada saat itu. Dan,  atau pada saat ini untuk kegiatan I-Pro ini baru ada di Provinsi Papua Barat dan kami di Kabupaten Sorong adalah yang kedua.

Kami telah menyusun menyesuaikan dengan aturan yang berlaku,  terkait dengan promosi investasi yang ada di kabupaten kota maupun provinsi.

Selanjutnya,  kegiatan ini juga kami laksanakan,  karena atas arahan dari penjabat Bupati Sorong. Dimana, sebelumnya Pj Bupati Sorong adalah Kepala DPMPSP Provinsi Papua Barat, sehingga beberapa dokumen yang telah disusun pada saat itu menjadi bagian yang kami juga harus kerjakan di DPMPTSP kabupaten.

Pelaksanaan kegiatan ini, kata Samori,  yang kita laksanakan pada hari ini ada laporan akhir dari pada kegiatan yang telah kita lakukan.

Ada uji kelayakan dari dokumen I-Pro oleh Kementerian Investasi sebelum dipromosikan kepada calon investor,  baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri.

Demikian disampaikan Salmon Samori, pada acara Focus Group Discussion dalam rangka pembuatan peta potensi investasi dalam bentuk I-PRO (Investment Project Ready of Offer),  sektor industri di KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Sorong, Kamis (10/8-2023) di Aimas.
“Jadi bukan saja untuk sektor pakan ternak atau peternakan saja, tapi juga bidang pariwisata, perikanan, peternakan, bahkan industri,  sesuai dengan kebutuhan dan potensi kita pada daerah masing-masing,”ujarnya.

Selain itu, salah satu yang perlu kita persiapkan juga adalah bagaimana industri salah satunya pakan ternak yang akan dibangun di dalam KEK.

Adapun tujuan dari pada pengembangan industri pakan ternak di  KEK  untuk mendorong para peternak dalam menghasilkan daging sebagai sumber protein dan gizi bagi masyarakat Kabupaten Sorong, katanya.

Dari hasil diskusi menyimpulkan bahwa adapun beberapa kendala dalam KEK yang menghambat minat investor melakukan investasi anara lain, infrastruktur terbatas.

Meskipun memiliki potensi sumber daya alam, Kabupaten Sorong masih menghadapi keterbatasan dalam infrastruktur,  seperti akses trasportasi dan jaringan listrik yang belum merata di seluruh wilayah.

Keterbatasan pasokan: Keterbatasan pasokan pakan ternak berkualitas tinggi dari pihak ketiga dapat menjadi hambatan bagi proyek investasi.

Ketergantungan pada pasar lokal : Ketergantungan pada pasar lokal dapat meningkatkan risiko fluktuasi permintaan dan harga di tingkat lokal.

Kurangnya pengetahuan tentang keberlanjutan: Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang keberlanjutan dan praktik bisnis berkelanjutan dapat menjadi kendala dalam mengimplementasikan aspek ESG dalam proyek ini.

ESG merupakan sebuah standar perusahaan dalam praktik investasinya yang terdiri dari tiga konsep atau kriteria: Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan).

Namun,  adapun beberapa peluang yang bisa dikembangkan juga di antaranya, permintaan ekspor, pengembangan produk inovatif, penggunaan teknologi, kemitraan dan aliansi.

Bahwa untuk sementara jaringan yang ada di wilayah KEK di antaranya, jaringan dan infrastruktur, seperti pembangkit PLTD, PLTMG dan jaringan energi lainnya. Sedangkan jaringan sumber air, yaitu empat bangunan sumber daya air dan jaringan irigasi tersier.

Turut hadir pada kegiatan tersebut, Frengky Wamafma, (Kadis Pertanian Kabupaten Sorong), Djoko Roedigjo (perwakilan PT. HIPMI), Martinus Rota (PT. Semen Indonesia), Yefta Kami (pemilik kak ulayat), Ali Paspaur (Staf Dinas PUPR Prov Papua Barat Daya).

Serta, Fajar Wandi (PT.Kalla Aspal), Dimar (PT MOW Kabupaten Sorong), Sofyan Jumardi (PLN UP3 Sorong), Subur (Ka. BPN Kabupaten Sorong), Muhammad Said Nur (Direktur Marketing PT MOW), para perwakilan BUMN, BUMD dan pelaku usaha.(****)