Pemuda Bali Beri Pesan pada Dunia, Terkait Ini Masalahnya
Bali, VoicePapua.com - Revolusi industri yang berlangsung ratusan tahun lalu memberikan dampak berupa penimbunan limbah padat maupun cair yang kerap mencemari air tanah di muka bumi ini. Sejumlah pemuda dan mahasiswa Bali memberi pesan pada dunia, terkait ini masalahnya, yaitu untuk peduli terhadap air yang menjadi kebutuhan manusia.
Ketua PC Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Badung, I Gusti Agung Arya Dhanyananda, mengatakan bahwa limbah padat maupun cair yag diakibatkan oleh maraknya industri bisa mengancam keberlangsungan pemanfaatan sumber daya air.
"Perkembangan industri yang tidak terkontrol di dunia ini mempengaruhi berkurangnya produksi oksigen di bumi dan membuat suhu bumi semakin panas. Peningkatan suhu bumi tentunya erat kaitannya dengan air yang tercemari sampah atau limbah," kata Arya di Badung, Sabtu (18/5/2024).
Menurut Arya, penyelenggaraan World Water Forum di Bali diharapakan menjadi momentum bagi dunia untuk memberikan kepedulian terhadap sumber daya air di muka bumi ini.
"Air dalam kondisi darurat sampah, perlu ada solusi dari para pemimpin dunia untuk masalah ini," tegas Arya.
Ketua Forum Alumni KMHDI Bali I Ketut Sae Tanju menilai kebudayaan Bali membutuhkan air, sehingga agama Hindu yang mendasarinya sering disebut “Agama Tirta (air)".
"Air harus kita jaga dengan cara tidak membuang sampah di sungai atau saluran air, melakukan kegiatan penghijauan atau penanaman pohon yang dapat berfungsi sebagai penahan dan penyimpan air serta menggunakan air sesuai kebutuhan," kata Ketut Sae Tanju.
Untuk itu, lanjut Ketut Sae Tanju, pihaknya sangat mendukung saat Bali menjadi lokasi diselenggarakannya World Water Forum dan Indonesia sebagai tuan rumah diharapkan bisa sukses mengembang tanggung jawab kegiatan internasional ini.
Menurut Ketut Sae Tanju, selain memberi dampak positif bagi pariwisata, masyarakat Bali juga bisa belajar bersama tentang air dan pengelolaannya. “Artinya ada dampak langsung dan dampak tidak langsung. Terutama di sektor pariwisata, seperti sektor industri pengolahan makanan dan minuman, perdagangan, transportasi udara, laut dan darat, perhotelan, serta jasa lain," ujarnya.
Kemudian, dampak positif lainnya dari event internasional itu adalah Indonesia tentunya berpotensi menerima sejumlah komitmen investasi dan hibah, terutama pada sektor yang di bahas dalam event internasional tersebut.
“Kami yakin Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah senantiasa siap memberikan yang terbaik agar para delegasi mendapatkan pengalaman pariwisata yang berkesan, berkualitas, dan juga berkelanjutan demi meningkatnya pariwisata yang berkunjung ke Bali,” pungkas Ketut Sae Tanju.
World Water Forum sendiri merupakan sebuah forum internasional yang menghimpun para pemangku kepentingan di bidang air. Forum global yang diselenggarakan setiap tiga tahun sejak 1997 ini mengajak semua pihak untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan praktik nyata dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.
World Water Forum ke-10 akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024. Tema utama World Water Forum ke-10 adalah "Water for Shared Prosperity" atau Air untuk Kesejahteraan Bersama. Pemilihan tema tersebut relevan dengan kondisi global saat ini, di mana ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak negara.
Keseluruhan pelaksanaan World Water Forum 2024 di Bali akan sepenuhnya lekat dengan nilai-nilai budaya Indonesia khususnya Bali. Seperti pada upacara pembukaan, gala dinner, acara penutupan, akan diisi dengan ragam suguhan budaya dan kuliner khas nusantara. (dilansir dari infopublik.id)
- Baca Juga :Lanjutkan Survei Kesiapan Operasi Ketupat 2024, Kakorlantas Tinjau Tol Fungsional Solo – Yogyakarta
- Baca Juga :Baznas Bantu 15 Rumah Layak Huni di Ternate
0 Comments