Cegah Krisis Air, Anak Muda Perlu Bijak dan Disiplin Jaga Lingkungan
Bali, VoicePapua.com - Krisis air merupakan permasalahan kehidupan yang harus dihindari karena setiap orang butuh pasokan air untuk menjalani aktivitas.
Duta Komunikasi World Water Forum ke-10 Cinta Laura menuturkan semua pihak baik pemangku kepentingan, generasi muda harus terlibat dalam pengelolaan air.
“Air adalah kebutuhan paling mendasar, jangan sampai ada terjadi krisis air karena bisa menyebabkan bencana,” ujar Cita Laura dalam sesi Water Talk, World Water Forum Water Talk di Tsunami Shelter, Pantai Kuta, Badung, Bali, dikutip dari siaran tertulisnya Rabu (22/5/2024).
Setiap orang tidak perlu menjadi seorang profesor untuk mengetahui air, cukup dengan menggunakan sebaik mungkin dan jangan terlalu berlebihan.
Hal utama yang tidak kalah pentingnya adalah akses masyarakat terhadap pasokan air bersih harus terjamin karena akan mempengaruhi kesehatan.
“Jangan sampai di daerah pelosok, mereka hanya mendapatkan fasilitas air kotor disinilah peran pemerintah untuk saling berkoordinasi,” ungkap dia.
Cinta juga tidak bosan mengajak peran generasi muda dalam melestarikan sumber daya air dengan ikut peduli untuk menjaga ekosistem lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Generasi muda dapat berkontribusi secara nyata dalam menjaga ketahanan dan kelestarian sumber daya air, contoh paling sederhana yang bisa dilakukan adalah tidak membuang sampah plastik ke laut dan menghemat pemakaian air.
Komitmen Generasi Muda
Senada denga Cinta Laura, generasi muda menunjukkan komitmen untuk mendukung akses informasi dan data yang akurat bagi kepentingan analisis dan menyusun rekomendasi perencanaan serta pengelolaan sumber daya air.
"Tujuannya agar kami bisa memberikan rekomendasi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya air kepada seluruh pemangku kepentingan, khususnya instansi pemerintah dan lembaga internasional, sehingga suara kami dapat didengar dan kami dapat bekerja sama," kata Neil Andhika, perwakilan Indonesia dalam Youth World Water Forum, pada Rabu (22/5/2024).
Neil, yang mewakili sekitar 27 kelompok kerja dari 45 negara di Youth World Water Forum, menekankan pentingnya menanamkan perspektif pengelolaan sumber daya air yang bijak sejak kecil agar dampak permasalahan air bisa disadari sejak dini.
Sementara itu, perwakilan dari U-INSPIRE, Hilman Arioaji, menyampaikan bahwa generasi muda Indonesia sangat ingin berkontribusi dalam inovasi di bidang pengelolaan air dan pengurangan risiko bencana.
Namun, kata dia, mereka menghadapi hambatan besar dalam mengakses data berkualitas yang membatasi kemampuan untuk berinovasi dan menerapkan solusi berbasis lokal.
Menurut Hilman, kontribusi generasi muda sangat penting terutama dalam mengatasi masalah air, pencegahan bencana, dan perubahan iklim. Hal itu dapat diwujudkan dengan menjamin akses informasi bagi semua orang di semua tingkatan, termasuk anak muda, melalui sistem informasi air global.
Selain Neil dan Hilman, tokoh muda lain yang menjadi pembicara dalam forum diskusi tersebut adalah Moina Al Hajji dari Aleppo, Suriah. Dia menyuarakan bagaimana negaranya yang hancur akibat perang bisa membangun kembali semua infrastruktur, termasuk infrastruktur air.
Pembicara lainnya, Lamis Qdemat dari Palestina, menyerukan agar air tidak digunakan sebagai senjata, seperti yang terjadi di Palestina. Dia menegaskan bahwa air seharusnya dijadikan sarana untuk meningkatkan kerja sama, kolaborasi, dan solidaritas. (dilansir dari infopublik.id)
- Baca Juga :Satgas OMB Intensifkan Patroli Objek Vital
0 Comments