Danrem 181/PVT : Satu Anggota OPM Menyerahkan Diri

Maybrat, VoicePapua.com – Danrem 181/PVT diwakili Kapenrem, Mayor Infanteri Bambang Triyono, mewakili Danrem mengungkapkan, satu angoota OPM (Organisasi Papua Merdeka) berinisial YSA menyerahkan diri dan kembali bergabung di NKRI.

 Diketahui, YSA yang sebelumnya tergabung dalam kelompok bersenjata pimpinan Zet Fattem, untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, keberhasilan ini dilakukan oleh Satgas Pamtas Mobile Yonif 501/BY, Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya, Senin (14/4/2025). Kembali dirangkum media ini, Jumat (18/5-2025).

YSA ini melarikan diri dari kelompoknya setelah mengalami tekanan berat dari satu kelompoknya, diakui bahwa telah terjadi perpecahan di kelompoknya dengan kondisi yang semakin sulit di hutan. Situasi ini diperparah oleh semakin kuatnya dominasi wilayah yang dilakukan oleh Operasi Satgas Yonif 501/BY di wilayah Maybrat, dengan keberadaan Satgas yang konsisten dan sigap di berbagai titik strategis, membuat ruang gerak kelompok OPM semakin sempit, sehingga mendorong YSA untuk mengambil keputusan besar kembali ke pangkuan NKRI.

Selanjutnya, dilaksanakan acara pemutihan yang bertempat di TK Fuog, dengan melibatkan berbagai unsur penting daerah, mulai dari aparat pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat.

Kegiatan ini merupakan buah keberhasilan dari operasi ofensif yang secara konsisten dilakukan oleh Satgas Yonif 501/BY dalam menekan ruang gerak kelompok separatis di wilayah Maybrat. Selain itu, pendekatan teritorial melalui pembangunan jembatan di Kampung Fuog.

Serta, berbagai kegiatan kemanusiaan dan pelayanan masyarakat yang dijalankan oleh Satgas, turut membangun kepercayaan dan simpati masyarakat, termasuk di dalamnya YSA. Kombinasi strategi militer dan pendekatan humanis inilah yang akhirnya membuka jalan bagi YSA untuk mengambil keputusan besar: kembali kepada NKRI dan memulai kehidupan damai sebagai warga negara Indonesia.

Sementara itu, Komandan Satgas Yonif 501/BY Letkol Inf Yakhya Wisnu A. menegaskan bahwa pendekatan persuasif dan humanis adalah kunci dalam menyentuh hati mereka(OPM) yang sempat salah arah.

"Di sini kami tidak melihat masa lalu, kami melihat harapan ke depan, dimana  NKRI terbuka untuk siapa saja anak bangsa yang ingin kembali, kami persilahkan,"ujarnya

Dengan ini diharapkan menjadi inspirasi dan dorongan bagi anggota kelompok separatis lainnya, untuk mengikuti jejak YSA meninggalkan jalan kekerasan dan kembali bersama-sama membangun Tanah Papua dalam bingkai NKRI yang damai, adil, dan sejahtera.(****)